Pro Kontra Ganja di Dunia Medis




Ganja atau Mariyuana yang bernama latin Cannabis sativa.  Ganja memiliki kandungan aktif delta 9 tetrahydrocannabinol yang sampai saat ini masih menjadi perdebatan di dunia untuk menyembuhkan penyakit.

Dikutip dari laman Mayoclinic, Jumat (20/6/2014), senyawa aktif pada ganja juga dapat menghasilkan perasaan bahagia dan kecanduan sehingga sejumlah peneliti masih terus melakukan penelitian takaran atau dosis yang tepat untuk pengobatan.

Di sejumlah negara Eropa, ganja telah dikembangkan sebagai obat untuk berbagai kondisi, termasuk penyakit kulit, kelemahan penurunan berat badan akibat kanker, nyeri kronis, gangguan tidur, penyakit mata dan skizofrenia. Tapi yang paling manjur menurut para ahli, ganja efektif mengobati Multiple sclerosis (penyakit saraf).

Sedangkan di Amerika, ganja digunakan untuk meringankan rasa sakit akibat kanker. Sejauh ini Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA) telah menyetujui obat Dronabinol yang mengandung ganja. Sedangkan marinol masih dalam penelitian.


Dosis

Ganja yang dipercaya ahli kesehatan memiliki manfaat untuk meringankan sakit kronis bukanlah untuk anak-anak. Bagi orang dewasa pun, dosisnya harus berdasarkan penelitian ilmiah, pengujian dan pendapat para ahli.

Keamanan dan Efek Samping

Untuk masalah keamanan, FDA juga belum mengatur mengenai herbal atau suplemen sehingga belum ada aturan jelas untuk keamanan. Mengingat ada laporan mengenai ganja yang mengakibatkan alergi seperti asma, gatal-gatal, mata merah dan hidung meler.

Sementara efek samping ganja ini juga cukup membahayakan kesehatan. Bahan aktifnya akan membuat pusing, hingga efek pada setiap organ dalam tubuh termasuk saraf pusat, jantung, endokrin dan sistem kekebalan tubuh.

Ganja juga dapat meningkatkan risiko pendarahan dan memengaruhi kadar gula darah. Sehingga bagi orang yang memiliki diabetes sangat berisiko mengonsumsi ganja.

0 Response to "Pro Kontra Ganja di Dunia Medis"

Posting Komentar

eXTReMe Tracker